Rabu, 20 Maret 2013

Pasukan Gerilya Elang Pulai Pangean


Pasukan Gerilya Elang Pulai Pangean

Rengat-Tanggal 5 Januari 1949 sekitar jam sepuluh pagi, Pasukan Payung Belanda mendarat di Rengat. Belanda mendapat perlawanan dari rakyat seadanya, sehingga Belanda tidak mendapat perlawanan yang berarti dan berhasil menduduki Rengat. Lalu Belanda menyusun strategi untuk menguasai kawasan disekitaran Rengat, salah satunya Pangean.

Maka pada tanggal 25 Januari 1949, bertempat di Balai Adat Koto Tinggi Pangean yang diprakarsai oleh Ja’far Thaher selaku wali militer bersama Pemuka Adat, Cerdik-Pandai, Alim Ulama, Pemuda, Dukun, dan Guru-guru Silat Pangean. Maka dari hasil musyawarah mupakat itu terbentuklah kesatuan Gerilya Pangean dengan nama Elang Pulai.

Menurut sejarah, Elang Pulai adalah seekor burung elang yang keramat, bersarang di puncak sebatang kayu bernama Pulai yang tumbuh di Ujung Taye (tempat yang dikeramatkan masyarakat pangean, sebab ditempat itu terpendamnya para guru-guru silat pangean). Setiap pasukan Elang Pulai yang akan diberangkatkan ke medan perang, maka berziarah terlebih dahulu ke Ujung Taye.

Tanggal 1 maret 1949 pertama kalinya pasukan Elang Pulai turun ke medan tempur, berangkat menuju Kelayang dipimpin oleh Onur Bungkuk dengan sembilan orang anggota.

Tanggal 5 Maret 1949, pasar Cerenti diduduki Belanda dan Pulau Panjang Inuman menjadi front pertahanan kita. Pertengahan bulan maret 1949 semua pasukan dari nagori serantau kuantan; Pasukan Gajah Putih dari Simandolak, Harimau Rimba dari Toar, Halilintar dari Gunung, Tabah Hati dari Lubuk Jambi, Harimau belukar dari Lubuk Ambacang, berangkat menuju front pertahanan tersebut.

Tanggal 19 Maret 1949 Pasukan Elang Pulai dipimpin oleh Harun Haban dan Intan Judin dengan 30 angota ditambah 40 orang penduduk. Diberangkatkan dari Surau Godang Teluk Pauh Pangean. Dilepas oleh pemuka-pemuka masyarakat termasuk urang padek-padek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar