PENDAHULUAN
Indonesia memang telah menyatakan
dan memproklamirkan proklamsi kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tetapi keadaan dalam negeri sendiri dalam keadaan kacau atau tidak aman. Karena
Belanda yang dulunya telah pergi datang lagi untuk menguasai Indonesia. Maka
terjadilah perlawanan yang dinamakan masa revolusi. Memang lah negara Indonesia
ini, tanpa adanya revolusi tidak akan terbentuknya negara kesatuan yang
berdaulat dan negara yang merdeka diakau oleh negara lain.
Untuk
mempertahakan kemerdekaan ini bangsa Indonesia menempuh pertempuran dan
perjanjian selama lima tahun yaitu dari tahun 1945 sampai 1950. Adapun
pertempuran yang terjadi adalah Pertempuran Surabaya (10 November 1945),
Pertempuran Ambarawa (20 November 1945), Pertempuran Medan Area (9 November
1945), Bandung Lautan Api (sejak pertenganhan Oktober menjelang November 1945),
Peristiwa Merah Putih di Manado (14 Februari 1946), Agresi Militer I Belanda
(27 Mei 1947) dan Agresi Militer II Belanda (18 Desember 1948). Sedangkan
perjanjian yang pernah terjadi adalah perjanjiaan Linggarjati pada tanggal 10
November 1946, perjanjiaan Renville 17 Januari 1947, dan perjanjian Roem Royen
pada tanggal 27 Mei 1949.
Dari
penjelsan di atas maka timbulah beberapa pertanyaan diantaranya:
1. Apa
pengertian revolusi
2. Manfaat
revolusi bagi bangsa Indonesia
3. Berakhirnya
revolusi Indonesia
Pertanyaan
yang ada di atas akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
PEMBAHASAN
MASA REVOLUSI FISIK (1945-1950)
A. REVOLUSI FISIK
Pada tanggal 17 Agustus 1945
Indonesia telah merdeka. Meskipun negara Indonesia telah menyatakan dirinya
negara merdeka, namun hal itu bukan berarti keadaan dalam negeri mearasa
tenang. Seperti yang dialami
bangsa Indonesia dengan berbagai macam rongrongan atau gangguan yang datang baik
dari dalam maupun dari luar. Pemerintah Belanda masih tetap ingin menguasai
wilayah Indonesia. Namun, kali ini kedatangan pasukan Belanda ke wilayah Indonesia
bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris. Belanda datang keindonesia dengan
tujuan untuk menguasainya dan menaklukan Indonesia. Usaha itu hampir berhasil
namun dapat digagalkan karena ada perlawanan bangsa Indonesia dan simpati dari
masyarakat.(M.C.Ricklefs,2008:448). Sehingga terjadilah pertempuran antara
pihak Belanda dengan Indonesia yang dibantu oleh pasukan Sekutu-Inggris sejak
tahun 1945 hingga tahun 1950.
Revolusi
yang dialami bangsa Indonesia menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan
hanyalah merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan merupakan
unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Masa
revolusi ini bangsa Indonesia mendapat ganguan dan hambatan dari luar seperti
dari bangsa Belanda, Inggris dan juga Jepang. Sedangkan dari dalam adalah dari
masyarakat sendiri karena ada juga yang menentangnya. Sebagaiman yang dikatakan
dalam buku Ricklefs seperti raja-raja yang ada diluar Jawa banyak yang
menentang karena telah dijadikan kaya juga mudah diatur oleh Belanda untuk
menentang adanya revolusi. Dengan alasan mereka tidak suka dengan pemimpin yang
ada di Jakarta yang tampaknya bersifat radikal bukan ningrat.(M.C.Ricklefs,2008:450).
Seperti yang terdapat di daerah Makassar dan Bugis.
Semangat
revolusi ini juga terlihat kepada diri kesastraan dan kesenian, seperti
bermunculan malajah-majalah dan surat kabar dibanyak daerah di Indonesia
terutama di Yagyakarta, Jakarta dan Surakarta. Suatu generasi sastrawan
dinamakan angkatan 45. Orang sastrawan yang daya kreatifnya memuncak pada zaman
revolusi adalah penyair chairil Anwar, penulis prosa Pramoedya Ananta Toer, wartawan
Mochtar Lubis dan lain-lain. (Odih,1997:41-43). Dapat dilihat tulisan mereka
dan juga lukisan mereka bukan hanya sekedar menuangkat semangat revolusi tetapi
juga memberikan dukungan secara lebih langsung dengan cara membuat poster-poster
anti-Belanda.
Proklamasi kemerdekaan merupakan
permulaan dari Revolusi Indonesia. Bangsa Indonesia mengadakan revolusi untuk
mewujudkan kehendaknya, yaitu membangun Negara Republik Indonesia yang
masyarakatnya adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pancasila adalah Dasar
Negara yang menjadi persetujuan para anggota Panitya Persiapan Kemerdekaan
Indonesia setelah mendengarkan pidato Ir Sukarno atau Bung Karno pada 1 Juni
1945. Bung Karno menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus mempunyai pandangan
hidup yang menjadi pedoman negara merdeka yang dibangunnya. Kemudian Bung Karno
mengusulkan Lima Nilai atau Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
yang diterima para anggota Panitya untuk dijadikan Dasar Negara Republik
Indonesia.
Reolusi fisik ini merupakan suatu
perlawanan terhadap negara Belanda yang pada saat itu datang kembali untuk
menguasai bangsa Indonesia. Karena masyarakat Indonesia tidak ingin dijajah
lagi oleh negara Kolonial seperti belanda sehingga telah diproklamirkan
kemerdekaan mereka mengadakan perlawanan yang dinamakan repolusi fisik selama
lima tahun yaitu dari tahun 1945 sampai 1950 hingaa bangsa Indonesia
benar-benar dinyatakan merdeka setelah Jepang pergi dari Indonesia.
Belanda datang ke Indonesia karena
sebelumnya mereka merasa jaya dan nyaman di Indonesia yang bisa menggambil
keunungan dari bangsa Indonesia. Salah satu keberhasilan yang di dapat adalah
mereka dapat mendirikan kota Anstardam yang diatas laut yang dilakaukan secara
mengdam laut dengan batu yang merupakan hasilnya dari bagsa Indonesia.
Para pemimpin bangsa dan seluruh
bangsa Indonesia menyadari bahwa tidak akan mungkin dibangun Negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila tanpa ada revolusi. Sebab Belanda sebagai
penjajah Indonesia tidak akan bersedia menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia. Belanda terlalu kuat kepentingannya untuk tetap memelihara Indonesia
sebagai daerah jajahan. Belanda yang kepentingan ekonominya atas Indonesia
terlalu besar, tidak dalam posisi untuk bersikap seperti Inggeris yang bersedia
memberikan kemerdekaan kepada beberapa daerah jajahannya, antara lain India.
Kalau pun ia kemudian seakan-akan memberikan kemerdekaan kepada daerah tertentu
di Indonesia, maka itu dilakukannya untuk menahan dan memukul perkembangan
Republik Indonesia.(M.C.Ricklefs,2008:460-462). Sebab itu bangsa Indonesia
tidak ada pilihan lain dari menempuh jalan revolusi dalam menegakkan
kemerdekaan bangsa. Bung Karno mengatakan, bahwa kemerdekaan Indonesia harus
merupakan Umwertung aller Werte atau penjebolan segala nilai yang ada karena
itu semua adalah nilai-nilai masyarakat kolonial. Yang harus ditegakkan adalah
nilai-nilai yang sesuai dengan kehidupan bangsa merdeka dan sesuai dengan
Pancasila. Maka Revolusi Indonesia adalah satu revolusi nasional dengan
landasan Pancasila.
Revolusi adalah gerakan satu
masyarakat yang secara radikal berusaha menimbulkan perubahan dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Maka dalam revolusi adalah normal kalau kekerasan fisik
turut digunakan karena selalu ada kekuatan-kekuatan, baik di masyarakat
Indonesia sendiri maupun di luarnya, yang tidak setuju dengan perubahan yang
diadakan.. Sebab itu sejak permulaan kemerdekaan penggunaan kekerasan senjata
menjadi cara pelaksanaan Revolusi Indonesia yang penting. Dan kemudian memang
terbukti bahwa hanya melalui Perang Kemerdekaan, penjajah Belanda dapat dipaksa
untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.(http://sayidiman. suryohadiprojo.
com/?p=619. 9-03-2012,21:05).
Maka dapat dikatakan bahwa revolusi
telah memungkinkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dan kedaulatan negara.
Hal ini menimbulkan kebanggaan besar pada seluruh bangsa Indonesia, oleh karena
tidak banyak bangsa di dunia yang mencapai kemerdekaannya dengan merebutnya
dari pihak penjajah.
Pada tanggal 27 Desember 1949 hampir
seluruh bangsa di dunia mengakui kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam
revolusi tidak hanya nilai-nilai penjajahan yang dijebol, tetapi juga turut
terjebol nilai-nilai Indonesia asli yang berharga untuk bangsa merdeka. Nilai
tradisional yang amat berharga, seperti gotong royong, menjadi hilang dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Juga kebiasaan bersikap jujur dan menghargai pihak
lain dengan berperilaku penuh sopan santun menjadi hilang dalam alam revolusi.
B.
PERLAWANAN
MASA REVOLUSI DARI TAHUN 1945-1950
Untuk mempertahankan kemerdekaan,
Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan diplomasi dan
perjuangan bersenjata. Perjuangan diplomasi melahirkan beberapa perjanjian,
sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan terjadinya berbagai pertempuran
antara lain:
a) Pertempuran
Surabaya (10 November 1945)
b) Pertempuran
Ambarawa (20 November 1945)
c) Pertempuran
Medan Area (9 November 1945)
d) Bandung
Lautan Api (sejak pertenganhan Oktober menjelang November 1945)
e) Peristiwa
Merah Putih di Manado (14 Februari 1946)
f) Agresi
Militer I Belanda (27 Mei 1947)
g) Agresi
Militer II Belanda (18 Desember 1948). (Ricklefs, 2008:468-486).
Memang
banyak pertempuran yang dihadapi oleh rakyat dan masyarakat Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan setalah diproklamsikannya kemerdekaan. Selain
menghadapi pertempuran masyarakat Indonesia juga melakukan beberapa
perjanjiaan. Diantaranya adalah perjanjiaan Linggarjati pada tanggal 10
November 1946, perjanjiaan Renville 17 Januari 1947, dan perjanjian Roem Royen
pada tanggal 27 Mei 1949.
C.
PEMERINTAHAN
DARURAT REPUBLIK INDONESIA (PDRI)
Perjalanan sejarah Bangsa Indonesia
memang sangat lah panjang, perjuangan para pendahulu negeri ini seolah tak
mengenal lelah dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa serta kehormatan ibu
pertiwi dari cerngkeraman para penjajah, mereka bagaikan patah tumbuh hilang
berganti, seperti yang terjadi saat terjadi aksi Agresi Militer Belanda yang ke
II, dimana pada saat itu Belanda melancarkan serangannya secara mendadak keibu
kota Republik Indonesia saat itu di Yogyakarta, dan berhasil menahan para
pemimpin bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta dan Syahrir.
Saat itulah, Mr. Syafruddin
Prawiranegara, yang menjabat Menteri Kemakmuran dan saat itu sedang berada di
Bukittinggi, mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera
Selatan pada 22 Desember 1948, dan berusia hanya beberapa bulan saja, tepatnya
sampai dengan 13 Juli 1949.
Ketika mendengar berita bahwa
tentara Belanda telah menduduki Ibu kota Yogyakarta dan menangkap sebagian
besar pimpinan Pemerintahan Republik Indonesia, tanggal 19 Desember sore hari,
Mr. Syafruddin Prawiranegara bersama Kol.Hidayat, PanglimaTentaradan Teritorium
Sumatera, mengunjungi Mr.T. Mohammad Hassan, Ketua Komisaris Pemerintah Pusat
di kediamannya, untuk mengadakan perundingan. Malam itu juga mereka meninggalkan
Bukittinggi menuju Halaban, perkebunan teh 15 Km di selatan kota Payakumbuh.
Sejumlah tokoh pimpinan Republik
yang berada di Sumatera Barat dapat berkumpul di Halaban, dan pada 22 Desember
1948 mereka mengadakan rapat yang dihadiri antara lain oleh Mr. Syafruddin
Prawiranegara, Mr.TM. Hasan, Mr. Sutan Mohammad Rasjid, Kolonel Hidayat, Mr.
Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti Sitompul, Maryono Daubroto, Direktur
BNI Mr. A Karim, Rusli Rahim dan Mr. Latif. (Ricklefs, 2008:486-488).
Walaupun usia Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) hanya berusia pendek, namun hal itu sangatlah besar artinya
bagi perjuangan bangsa Indonesia, karena disaat pemerintahan resmi tidak
berjalan karena Agresi Militer Belanda, Indonesia tetap mempunyai pemerintahan
yang siap dalam memperjuangkan haknya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
penuh.
D.
AKHIR REVOLUSI FISIK
Akibat
dari Agresi Militer tersebut, pihak Internaisonal melakukan tekanan kepada
Belanda, terutama USA yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada
Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding
dengan RI.
Pada
tanggal 27 Mei 1949, RI dan Belanda menyepakati perjanjian Roem Royen.
Perjanjian ini merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya
Konferensi Meja Bundar yamg menjadi cikal bakal terwujudnya NKRI. Perundingan
ini dilakukan untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda setelah bangsa
Indonesia dengan gigih mempertahankan wilayahnya dari segala agresi Belanda.
Inti dari perjanjian ini yaitu akan dilaksanakanya KMB yang akan membahas tentang
kedaulatan bangsa Indonesia. (http://indonesiakemarin.blogspot.com/2008/08/pemerintah-darurat-republik-indonesia.html.9-03-2012,21:20).
Konferensi
Inter-Indonesia merupakan sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen,
pada tanggal 22 Juni 1949 diadakan perundingan formal antara RI. Hasil
konferensi Inter-Indonesia yang disetujui bersama, antara lain :
1. NIS disetujui dengan nama RIS.
2. Angkatan perang RIS adalah angkatang
perang Nasional.
Selain
itu, disetujui pula bahwa bendera kebangsaan adalah sang saka Merah Putih, lagu
kebangsaan adalah Indonesia Raya, bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia, dan
hari nasional adalah tanggal 17 Agustus.
Konferensi
Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah RI dan Belanda yang
dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, yang
menghasilkan kesepakatan bahwa Belanda mengakui kedaulatan RIS. Sesuai dengan
hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 berlangsung upacara pengakuan
kedaulatan oleh pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS.
Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda. (Ricklefs, 2008:487). Dimana PBB juga turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata anatara Indonesia-Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950).(http://faisaljufri.blogspot.com/2010/12/masa-revolusi-fisik-indonesia-1945-1950.html 9 33 28, 9-03-2012, 22:17.)
Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda. (Ricklefs, 2008:487). Dimana PBB juga turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata anatara Indonesia-Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950).(http://faisaljufri.blogspot.com/2010/12/masa-revolusi-fisik-indonesia-1945-1950.html 9 33 28, 9-03-2012, 22:17.)
Dengan
pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi
bersenjata di Indonesia dan secara de jure pihak Belanda telah mengakui
kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan rakyat Indonesia
tanggal 17 agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya pada
tanggal 28 September 1950, Indonesia di terima menjadi anggota PBB yang ke-60.
Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi telah di akui oleh
dunia internaisonal. Bertepatan di hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan yang
ke lima pada tanggal 17 Agustus 1950 revolusi secara resmi dihapuskan.
PENUTUP
Kesimpulan
Revolusi
yang dialami bangsa Indonesia menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan
hanyalah merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan merupakan
unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Masa
revolusi ini bangsa Indonesia mendapat ganguan dan hambatan dari luar seperti
dari bangsa Belanda, Inggris dan juga Jepang. Sedangkan dari dalam adalah dari
masyarakat sendiri karena ada juga yang menentangnya. Sebagaiman yang dikatakan
dalam buku Ricklefs seperti raja-raja yang ada diluar Jawa banyak yang
menentang karena telah dijadikan kaya juga mudah diatur oleh Belanda untuk
menentang adanya revolusi. Dengan alasan mereka tidak suka dengan pemimpin yang
ada di Jakarta yang tampaknya bersifat radikal bukan ningrat. Seperti yang
terdapat di daerah Makassar dan Bugis.
Dengan
pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi
bersenjata di Indonesia dan secara de jure pihak Belanda telah mengakui
kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS. Namun atas kesepakatan rakyat Indonesia
tanggal 17 agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya pada
tanggal 28 September 1950, Indonesia di terima menjadi anggota PBB yang ke-60.
Hal ini berarti bahwa kemerdekaan Indonesia secara resmi telah di akui oleh
dunia internaisonal. Bertepatan di hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan yang
ke lima pada tanggal 17 Agustus 1950 revolusi secara resmi dihapuskan.
DAFTAR PUSTAKA
Endang
Odih, dkk, Sejarah Indonesia, Bandung: Ganeca Exact, 1997.
M.C.
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta: Terjemahan Dari PT Serambi Ilmu Pengetahuan,
2008.
(http://faisaljufri.blogspot.com/2010/12/masa-revolusi-fisik-indonesia-1945- 1950.html 9 33 28, 9-03-2012, 22:17.)
(http://sayidiman.
suryohadiprojo. com/?p=619. 9-03-2012,21:05).
(http://indonesiakemarin.blogspot.com/2008/08/pemerintah-darurat-republik-indonesia.html.9-03-2012,21:20).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar