KONDISI
SOSIAL POLITIK INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL
Oleh: Gimin Saputra
Pada
masa demokrasi liberal Indonesia adalah
masa yang suram juga bagi rakyat Indonesia karena di masa ini yang
berkuasa hanyalah kabinet-kabinet didalam pemerintahan. Kabinet-kabinet yang
berkuasa itu tidak lama (sering pergantian kabinet), diakarenakan banyaknya
partai. Pergantian kabinet ini terjadi
hampir tiap tahun karena didalam pemerintahan tidak ada kabinet yang bertahan lama.
Maka ciri khas pada masa demokrasai liberal ini adalah seringya terjadi
pergantian kabinet yang disebabkan banyaknya partai.
Demokrasi
liberal ini berlansung lebih kurang 9 tahun yaitu tahun 1950-1959 yang
merupakan setelah revolusi fisik terjadi dibangsa Indonesia. Adapun kabinet
yang berlomba untuk mendapatkan kursi dalam pemerintahan adalah kabinet Natsir
(1950-1951), kabinet Sukiman (1951-1952),kabinet Mr. Wilopo (1952-1953), dan
kabinet Ali Sastroamidjojo (1953-1955). Meski semua dari kabinet ini pernah
menang dan menduduki kursinya namun semua itu tidak bertahan lama jatuh lagi
dan digantikan oleh kabinet selanjutnya.
Pada
masa demokrasi liberal para elit politik sibuk dengan kursinya atau jabatannya
sehingga rakyat Indonesia merasa
kesulitan yang disebabkan oleh beratnya perekenomian dan gangguan keamanan.
Tidak hanya itu saja bahkan pada masa demokrasi liberal ini itu juga terdapat
kesulitan dalam pemerintah yang hingga menyebabkan demokrasi ini mundur.
Pada
masa demokrasi liberal yang merupkan sering terjadinya pergantia kabinet juga
diadakan pemilu yang pertama didalam bangsa Indonesia. Pemilihan umum pertama
ini terjadi antara 29 September 1955, digunakan untuk memilih anggota DPR dan
15 Desember 1955, pemilu dimanfaatkan untuk memilih kostituante. Meski pemilu I
berjalan dengan sukses, namun sistem pemerintahan juga tetap tidak berubah.
Karena para penguasa hanya mementingkan pribadi dan partainya masing-masing.
Keadan yang demikian membuat masyarakat prustasi karena apa yang diharapkan
dari pemilu I ini tidak juga didapat oleh masyarakat.
Begitulah
keadaan politik pada masa liberal ini yang semua dari negara ini dipegang atau
dikuasai oleh kabinet dari partai yang berkuasa. Di dalam memempin para
penguasa hanya mementingkan dirinya sendiri (pribadi) dan memerhatikan
partainya di bandingkan masyarakat. Sehingga masyarakat banyak mendapatkan
kesulitan. Salah satu kesulitan yang dialami masyarakat adalah dalam eknomi
yang sangat buruk dan keamanan yang tidak terjaga sehingga banyak terjadi
pemberontakan.
GERAKAN REFORMASI
Gerakan
reformasi merupakan sebuah gerakan yang tujuannya untuk menuntut keadilan dari
pemerintahan Orde Baru yang tidak
menjalankan misinya yaitu tidak menjalankan UUD 1945 secara baik dan murni.
Gerakan reformasi muncul di negara Indonesia ini pada tahun 1998 yang merupakan
jawaban dari kris yang melanda dari berbagai sendi kehidupan dalam bangsa
Indonesia. Seperti politik, ekonomi, hukum dan sosial. Tidak hanya itu, gerakan
reformasi ini juga merubah corak atau cara pemerintahan orde baru yang dari
otoriter ke corak pemerintahan yang demokrsi
Gerakan
reformasi ini bukan sebuah gerakan yang untuk menjatuhkan jabatan presiden
Suharto yang telah lama berkuasa (23 tahun) atau menurumkannya dari kursi
jabatan. Tetapi adalah sebuah gerakan yang yang menuntut keadilan yang
pemerintahan itu harus berdasarkan kepada UUD 1945 juga untuk memwujudkan
pemerintahan yang bersih dari dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Pada
masa gerakan reformasi ini masyarakat Cina yang ada di Indonesia itu mearasa
ketakutan karena ancaman dari pemuda yang dikarenka Islam pada masa ini telah
bangkit yang sebelumnya pada masa Orde Baru Islam itu tersingkir. Gerakan
reformasi ini terjadi pada masa pemerintahan Habibi yang juga membuat ABRI
dengan Polisi terpecah. Tidak hanya itu, kebebasan juga diarasakan oleh
masayarakat Indonesia yang hak-haknya (rakyat kecil) sudah didengar oleh
pemerintahan. Ditambah lagi dengan bebasnya media cetak, seperti koran, majalah
yang membuat masyarakat bebas untuk mengungkapkan ide-idenya mengenai pemerintahan
yang terjadi di bangsa Indonesia ini. Tapi ada sesuatu hal kita sayangkan pada
masa reformasi ini yaitu lepasnya Timur-Timor dari kesatuan NKRI pada tahun
1999.
Rasanya
tidak lengkap kalau pada masa reformasi ini jika tidak menjinggung yang tragedi
yang penting pada masa reformasi ini. Tragedi itu adalah peristiwa Trisakti
yang terjadi pada tahun 12 Mei 1998 yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam
peristiwa ini ada empat orang mahasiswa yang meninggal yang kemudian disebut
gugur dengan diberi gelar pahlawan reformasi. Kemunculan gerakan reformasi yang
dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu
tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat
mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang
sebenarnya.
Demokrasi
besar-besaran dilakukan oleh mahasiswa saat kenaikan harga BBM dan ongkos
diumumkan oleh pemerintahan (4 Mei 1998). Meski demokrasi ini sebelumnya
terjadi secara damai, itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya
empat orang mahasiswa Trisakti. Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya
solidaritas dari kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan
pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
Dengan
demo-demo yang terus dilakukan oleh mahasiswa yang untuk meminta Suharto
mengundurkan dirinya sebagai presiden yang angkhirnya mendapat tanggapan dari
Harmoko (ketua MPR). Sehingga Suharto mengundurkan diri yang lansung digantikan
oleh Habibi pada tahun 21 Mei 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar