BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu jenis penelitian yang
mempunyai peran penting dalam kehidupan manusa adalah penelitian sejarah.
Penelitian ini penting terutama dalam menggambarkan atau memotret keadaan atau
kejadian masa lalu yang kemudian digunakan untuk menjadi proses pembelajaran
masyarakat sekarang.
Metode sejarah
digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab
enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah,
yaitu what (apa), when
(kapan), where (dimana), who (siapa),
why (mengapa),
dan how (bagaimana).
Pertanyaanpertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi?
Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?
Dalam makalah ini, akan
dibahas secera rinci tentang metode penelitian sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penelitian Sejarah
Metode penelitian sejarah adalah metode atau
cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa
sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah
instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode
penelitian itu disebut metode sejarah.
Penelitian
sejarah atau historical research is a systematic collections and objective
evaluations of data related to past occurrences in order to test hypothesis
concerning causes, effects, or trends of these events that may help to explain
present events and anticipate future evants. (Gay, 1981: 145)
Penelitian sejarah merupakan salah satu
penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematis berkaitan
dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan
penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan
memberikan informasi pada kejadian
sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
Metode penelitian sejarah adalah metode atau
cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa
sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah
instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode
penelitian itu disebut metode sejarah.
Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah
mengandung beberapa unsur pokok, yaitu:
- Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu).
- Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif.
- Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu.
- Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial)
B.
Tujuan
Penelitian Sejarah
Adapun yang menjadi tujuan penelitian sejarah atau
historis adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas
dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau (Jhon W. Best, 1977 dalam
Yatim Riyanto, 1996: 23 dalam Nurul Zuriah 2005: 52). Sedangkan Donal Ary
(1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 23) dalam Nurul Zuriah (2005: 52) menyatakan
bahwa penelitian historis untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang
bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses
bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan
meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta memperoleh dasar yang
lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini.
Berikutnya Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wellen
(1990) dalam Yatim Riyanto (1996: 23) dalam Nurul Zuriah (2005: 52) menyetakan
bahwa para peneliti pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan
tujuan untuk :
a.
Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa
lalu sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa
lampau.
b.
Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada
masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa
sekarang.
c.
Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada
masa mendatang.
d.
Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan
hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru
wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak.
e.
Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang
secara lebih lengkap.
C.
Sumber-Sumber Data dalam Penelitian Historis
Oleh karena objek penelitian sejarah adalah
peristiwa atau kehidupan masyarakat pada masa lampau, maka yang menjadi sumber
informasi harus mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode penelitian
lainnya. Beberapa sumber tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Sumber-sumber primer, yaitu data yang diperoleh
dari cerita para pelaku perisriwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang
mengalami atau mengetahui peristiwa tersebut.
2.
Sumber informasi sekunder, yaitu informasi yang
diperoleh dari sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan
peristiwa tersebut.
3.
Sumber informasi tersier, yaitu sumber yang berupa
buku-buku sejarah yang telah disusun, di mana pengarang tidak melakukan penelitian
langsung. Tetapi berdasarkan kepada hasil penelitian ahli sejarah (sejarawan).
Dari adanya sumber-sumber ini, sebaiknya peneliti
apabila mungkin lebih memberikan bobot sumber-sumber, data primer lebih dahulu,
baru kemudian data sekunder, data tersier, dan seterusnya.
D.
Beberapa
Istilah dalam Penelitian Sejarah
Karena masa
lampau tidak dapat diulang kembali dalam menganalisis data, penelitian sejarah
mempunyai beberapa defenisi operasional yang spesifik. Beberapa batasan
operasional tersebut, termasuk:
1.
Bukti Sejarah,
yaitu data tepercaya yang sudah divalidasi keabsahannya yang diperoleh dari
lapangan, sebagai dasar yang baik untuk menguji dan melakukan interpretasi
hipotesis penelitian.
2.
Kritik
Eksternal, merupakan analisis terhadap suatu data untuk menetapkan keaslian
atau autentisitas data tersebut dan tergantung pada bentuk alami yang diteliti,
misalnya tanda tangan asli, analisis kimiawi.
3.
Kritik
Internal pada umunya suatu usaha analisis untuk menjawab pertanyaan yang
menyangkut akurasi, nilai dokumen, dan autentisitas peninggalan yang telah
diperoleh dari lapangan.
E.
Langkah-Langkah
Penelitian Sejarah
Langkah-langkah penelitian sejarah pada
umumnya mencakup beberapa langkah penting, seperti berikut:
1.
Menentukan
permasalahan penelitian yang diharapkan mempunyai manfaat ganda, yaitu
bermanfaat bagi masyarakat dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
2.
Menyatakan
tujuan penelitian, hypothesis and research questions yang aka member
arah dan fokus penelitian.
3.
Mengumpulkan
data termasuk di dalamnya menetapkan populasi, besarnya sampel, da metode
pengumpulan data. Di lapangan peneliti juga perlu mendokumentasi secara
sistematis tentang sumber data termasuk primer atau sekunder. Jika perlu
peneliti dapat menggunakan sistem kartu untuk mencatat informasi, topic, dan
sumber data, sehingga peneliti dapat dengan mudah mengatur dan menggunakan
sewaktu-waktu diperluka.
4.
Evaluasi
data dengan menggunakan kritik eksternal maupun kritik internal.
5.
Melaporkan
hasil penelitian kepada masyarakat, termasuk melengkapi komponen-komponen
penelitian dan mengkomunikasikan ke dalam jurnal ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian sejarah harus dilandasi atau
berpedoman pada kaidah-kaidah metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya
akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh
karena itu calon peneliti sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah
dan mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya
sejarah ilmiah.
Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk
menghasilkan eksplanasi mengenai permasalahan yang dibahas. Eksplanasi itu
diperoleh melalui analisis. Untuk mempertajam analisis, dalam
proses penulisan sejarah, aplikasi
metode dan teori sejarah perlu ditunjang oleh
teori dan/atau konsep ilmu-ilmu sosial yang relevan (sosiologi, antropologi,
ekonomi, politik, dan lain-lain.). Dengan kata lain, penulisan sejarah
yang dituntut memberikan eksplanasi mengenai masalah yang
dibahas, perlu dilakukan secara interdisipliner dengan menggunakan pendekatan
multidimensional (multidimensional
approach). Hal itu sesuai dengan
ciri-ciri dan karakteristik sejarah sebagai ilmu.
B. Penutup
Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang sangat berguna bagi kami
untuk kedepannya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Basri MS. 2006. Metodologi Penelitian Sejarah (Pendekatan,
Teori dan Praktik). Jakarta:
Restu Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar