KESULTANAN DELHI
(INDIA)
A. LATAR
BELAKANG
Sejak Islam masuk ke India pada masa
Umayyah, yakni pada masa Khalifah al-Walid I (705-715) melalui ekspedisi yang
dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim tahun 711/712, peradaban Islam mulai
tumbuh dan menyebar di anak benua India. Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah
pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dan
berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta mengislamkan sebagian
masyarakat India pada tahun 1020 M. (http://www.wisataislam/info/content/view/432).
Ghaznawiyah menundukkan Lahore pada
tahun 1030 dan menghancurkan wilayah utara India. Pada akhir abad 12 kedudukan
Ghaznawiyah digantikan oleh kesukuan diwilayah pegunungan setempat dibawah
pimpinan dinasti Guridayah, yang mengawali penaklukan sistematik terhadap
India. Antara tahun 1175 dan 1192 mereka merebut Uch, Multan, Peshawar, Lahore,
dan Delhi. Pada tahun 1206 salah seorang jendral Guridayah yang bernama Qutb
al-Din Aybag sang penakluk Delhi yang kemudian menjadikan dirinya sebagai
penguasa dan membentuk dinasti yang pertama yang di kenal sebagai kesultanan
Delhi (1206-1526). (Lapidus,2000: 672). Qutb al-Din Aybag merupakan salah satu
panglima Turki yang dijadikan sebagai penanggung jawab terhadap daerah taklukan
di India yang nantinya menjadi kesultan Delhi yang pertama. (Bosworth,
1980:212).
Ghaznawiyah yang merupakan yang
pertama kali membawa kekuasaan meliter Muslim ke India Utara yang menumbangkan
dinasti-dinasti setempat seperti Hindushahis. Adapun daerah yang telah
ditaklukan oleh Ghanznawiyah ini adalah Afghanistan (977-1186), dan Khurasan
(999-1040). Sedangkan Guridiyah yang merupakan penganti dari Ghaznawiyah juga
menaklukan India (1173-1206).
Sultan-Sultan
Delhi
1. Mu’izzi
atau Raja-Raja Budak
a. Quthb
Ad-Din Aybag (1206)
b. Aram
Syah (1210)
c. Syamsuddin
Iltutmish (1211)
d. Ruknuddin
Firuz Syah I (1236)
e. Jalaluddin
Radhiyya Bagum (1236)
f. Mu’izzudin
Bahram Syah (1240)
g. ‘Ala’uddin
Mas’ud Syah (1242)
h. Nashiruddin
Mahmud Syah I (1246)
i.
Giyatsuddin Balaban (1266)
j.
Mu’izzudin kay-Qubads (1287)
k. Syamsuddin
kayumarth (1290)
2. Khaljis
a. Jalaluddin
firuz Syah II (1920)
b. Ruknuddin
Ibrahim Syah I (1296)
c. ‘Ala’uddin
Muhammad Syah I (1296)
d. Syihabuddin
‘Umar Syah (1316)
e. Quth
Ad-Din Mubarak Syah (1316)
f. Nashiruddin
Khusraw Syah (1320)
3. Tughluqid
a. Ghiyathuddin
Tuglhuq Syah I (1320)
b. Ghiyathuddin
Muhammad Syah II (1325)
c. Mahmud
(1351)
d. Firuz
Syah III (1351)
e. Ghiyathuddin
Tuglhuq Syah II (1388)
f. Abu
Bakr Syah (1389)
g. Nashiruddin
Muhammad Syah III (1390)
h. ‘Ala’uddin
Sikandar Syah I (1393)
i.
Nashiruddin Mahmud Syah I (1393)
j.
Nushrat Syah (1395)
k. Mahmud
Syah II (1399)
l.
Dawlat Khan Lodi (1413-1414)
4. Sayyid
a. Khidhr
Khan (1414)
b. Mu’izzuddin
Mubarak Syah II (1421)
c. Muhammad
Syah IV (1435)
d. ‘Ala’uddin
‘Alam Syah (!446-1451)
5. Lodi
a. Bahlul
Lodi (1451)
b. Nizham
Khan Iskandar I (1489)
c. Ibrahim
I (1526)
6. Suri
atau Afghan
a. Syir
Syah Sur (1540)
b. Islam
Syah (1545)
c. Muhammad
V Adil Syah (1554)
d. Ibrahim
III (1554)
e. Ahmad
Khan Iskandar Syah II (1555) (Bosworth, 1980:210-211).
B.
Kemajuan
a. Dalam
Bindang Politik atau Pemerintahan
Pada saat Quthb datang ke India dengan pasukan tentaranya
berhasil menaklukan wilayah Afghanistan (977-1186), dan Khurasan (999-1040).
Sedangkan Guridiyah yang merupakan penganti dari Ghaznawiyah juga menaklukan
India (1173-1206).
Sedangkan pada masa Ikhtiyaruddin Muhammad Khalji itu
semua dinasti-dinasti Hindu yang sudah lama berdiri diruntuhkan dan meletakkan
fondasi beberapa kesultanan Muslim untuk menjadi pejabat. Pada masa Khalji ini
perluasaan daerah sampai ke Gujarat, Rajasthan, Deccan dan sebagian wilayah
India Selatan. Bahkan Khalji ini lah
yang membawa agama Islam ke Bengal dan India Timor.
Sedangkan masa Tughluq ini merupakan masa yang pertama
mengangkat warga non-Muslim dalam tugas kemliteran dan administratif
pemerintahan. Tidah hanya itu dia juga memberikan izin dalam pembagunan
kuil-kuil Hindhu. (Lafidus, 2000:674-675). Tughluq ini juga menjalin hubungan
diplomatic dengan dunia Islam di luar India yaitu dia berhubungan dengan Mamluk
di Mesir dan dia juga mengakui kalau dinasti Abbasiyah ini adalah pimpinan umat
Muslim yang berpusat di Kairo. (Bosaworth,1980:215).
b. Dalam
Pembangunan
Pada masa Khalji itu membangun mesjid dengan atap yang
indah dan beberapa menara. Sedangkan disebelah Bartnya Khalji memperluas
benteng Lalkot dengan maksud untuk mempertahankan kota dari dari serangan
Mongol.
Dalam bangunan ini juga dapat dilihat dalam bangunan
Tughlughabad sekitar 8 km sebelah Timur Kil’a Ray Pithora yang kemudian menjadi
pusat pemerintahan Tughluq. Di samping bangunan ini juga didirikn istanah,
masjid perumahan, perkantoran, dan jalaa-jalan yang dikelilinggi oleh benteng
yang kuat. Tidak hanya itu jalan-jalan juga dibangun tetapi lebih di tinggikan
yang membentuk pita disebelah tenggara yang tujuannya untuk melihat air danau.
Muhammad inb Tughluq juga melaksanakan sebuah proyek
yaitu mendirikan Adilabad yang kemudian ikenal dengan kota Jahanpanah. Hal yang
sama juga dilakukan oleh Fairuz Tughluq dengan mendirikan kota Fairuzabad di
sekitar 3 km sebelah barat laut kota yang kemudian dikenal dengan
Syahjahanabad. (Badri Yatim, 2006:290-291).
c. Kemajuan
Dalam Perekonomian
Dari segi pertanian mereka yang mengolah tanah mereka
sendiri dan hasilnya sebagian dibayarkan kepada penguasa atau istilah kini
adalah pajak. Menetapkan standar penghasilan baru setengah (1/2) dari hasil
pertanian dibeberapa wilayah di India, dan bijian-bijian dari hasil pertanian
ini diberikan kepada tentara dan warga perkotaan dengan harga yang stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar