Jumat, 10 Mei 2013

Kuansing



DENDANG ANAK GEMBALA
Dibawah pohon karet yang rimbun
Di keteduhan hutan ciptaan Tuhan
Nyayian suara angin mendamaikan pikiran
Hijau rerumputan menyetuh relung batin

Galintung hewan ternak berbunyi walau terdengar samar-samar
Jalan setapak kiri kanan semak belukar
Ditambah suara nyamuk yang sedang tengkar
Begitulah dendang anak gembala yang selalu berhati tegar

Meski harus berjalan dibawah bayang mentari
Akar kayu menyusuk ke jemari kaki
Suntikan nyamuk yang mematikan diri
Namun semua itu harus dilewati

Melihat ternak yang asyik memagut hijaunya rumput
Menghilangkan rasa haus
Melupakan perut yang lapar
Dalam gurau dan kelakar

Begitulah alunan dendang anak gembala di ambang senja
Hewan ternak dihalau pulang
Menuju ke kandang
Dengan perut yang sudah kenjang


Teluk Beringin, 06 Mei 2013




JANGAN ENGKAU TANGISI

Sahabat jika besok kita tak dapat bertmu lagi
Burung gereja di atap rumah tak berhenti bernyanyi
Hembusan angin menebar amis  darah diri
Dari kabar berita kau dapatkan sendiri
Sebuah nama tiba-tiba dikabarkan tak akan ada lagi
Tak usah cemas dan jangan engkau tangisi

Sahabat..... sejati......
Maafkan bila besok aku tak kembali
Aku akan tetap di sini, di jalan ini
Sampai sejarah baru ditulis kembali
Sampain cerita diary ini di tulis lagi

Teluk Beringin, 05 Mei 2013








KUANTAN SINGINGI
Kota Kuantan Singingi yang indah...
Aku lihat dari segala arah...
Mebuat hati terpanah...
Seakan anak muda di mabuk asmarah.....

Sejuk mata memadang....
Dihiasi rumput hijau dan pohon yang rindang.....
Taman di warnai bunga-bunga yang sedang kembang....
Laksanan payung yang meneduhkan seseorang...

Kota Kuantan Singingi yang kaya akan budaya....
Bahkan sudah ada desa yang di cap dengan cagar budaya....
Ditambah panorama alam yang mepesona....
Pengobat hati yang gunda gulana.....

Kota kuantan Singingi yang tercinta...
Akan selalu di jaga dan dibela......
Tak perduli walau nyawa bayarannya........
Tak perduli meski darah sebagai upahnya....

Teluk Beringin, 06 Mei 2013








KEHAMPAAN MALAM
Saat sang malam menjelang
Perasaan hampa mulai datang
Dikala dalam keramain orang
Semua terasa sunyi gersang

Dalam kebisuan malam
Suasana mulai mencekam
Hanya bersahaja rasa suram
Seakan berjalan dijurang curam

Terbujur kaku badan dalam kehampaan
Ibarat jasad di bungkus peti papan
Terdampar di pulau yang tak bertuan
Tak tahu kemana langkah akan berjalan

Gelap malam tak berbulan
Tertulis lembar kisah kehampaan
Seraut wajah muram seakan tersimpan
Dalam  sebuah lukisan berbingkai sesunyian

Siang terasa malam
Malam pun terasa kelam
Begitu kehampaan menyulam
Bagai kain yang tertusuk jarum jam
                                              

Teluk Beringin, 06 Mei 2013






Sejak sehari di dalam rahim
Sembilan bulan lamanya dalam kandungan
Dua setengah tahun menyusui
Pagi, petang, malam hingga sebuh
Hanya berpakaian basah susah payah
Membalik, menangkut, hingga berjalan
Senandung ajaran terus engkau umbarkan
Kata perkata terus engkau lukiskan
Hingga aku mampu mengucapkan
“Ibu aku sayang kamu”
Namun,,,,, kni,,,,,
Hanya sesalan yang aku dapati
Berselimut penyesalan yang tiada arti
Karena diri mu telah di jemput Illahi
Aku hanya bisa beratapi tubuh mu yang terbujur kaku di dalam kubur
Ibu....
Kesepian, kegelapan, ketakuatan menghantui mu
Dengan mata berlinangkan air mata
Diri mu berucap sambil memohon pada Tuhan
Mengharapkan kiriman do’a dari aku anak mu
Ibu....
Maaf jika aku berslha dan berdosa terhadap mu
Kini hanya do’a suci yang dapat aku kirimkan
Semoga diri mu bahagia di alam sana

Teluk Beringin, 10 Mei 2013

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar