DENDANG ANAK GEMBALA
Dibawah
pohon karet yang rimbun
Di
keteduhan hutan ciptaan Tuhan
Nyayian
suara angin mendamaikan pikiran
Hijau
rerumputan menyetuh relung batin
Galintung
hewan ternak berbunyi walau terdengar samar-samar
Jalan
setapak kiri kanan semak belukar
Ditambah
suara nyamuk yang sedang tengkar
Begitulah
dendang anak gembala yang selalu berhati tegar
Meski
harus berjalan dibawah bayang mentari
Akar
kayu menyusuk ke jemari kaki
Suntikan
nyamuk yang mematikan diri
Namun
semua itu harus dilewati
Melihat
ternak yang asyik memagut hijaunya rumput
Menghilangkan
rasa haus
Melupakan
perut yang lapar
Dalam
gurau dan kelakar
Begitulah
alunan dendang anak gembala di ambang senja
Hewan
ternak dihalau pulang
Menuju
ke kandang
Dengan
perut yang sudah kenjang
Teluk
Beringin, 06 Mei 2013
JANGAN ENGKAU TANGISI
Sahabat jika besok
kita tak dapat bertmu lagi
Burung gereja di
atap rumah tak berhenti bernyanyi
Hembusan angin
menebar amis darah diri
Dari kabar
berita kau dapatkan sendiri
Sebuah nama tiba-tiba
dikabarkan tak akan ada lagi
Tak usah cemas
dan jangan engkau tangisi
Sahabat.....
sejati......
Maafkan bila
besok aku tak kembali
Aku akan tetap
di sini, di jalan ini
Sampai sejarah
baru ditulis kembali
Sampain cerita
diary ini di tulis lagi
Teluk Beringin,
05 Mei 2013
KUANTAN
SINGINGI
Kota
Kuantan Singingi yang indah...
Aku
lihat dari segala arah...
Mebuat
hati terpanah...
Seakan
anak muda di mabuk asmarah.....
Sejuk mata memadang....
Dihiasi rumput hijau dan pohon yang
rindang.....
Taman di warnai bunga-bunga yang
sedang kembang....
Laksanan payung yang meneduhkan
seseorang...
Kota Kuantan Singingi yang kaya akan
budaya....
Bahkan sudah ada desa yang di cap
dengan cagar budaya....
Ditambah panorama alam yang
mepesona....
Pengobat hati yang gunda gulana.....
Kota kuantan Singingi yang
tercinta...
Akan selalu di jaga dan dibela......
Tak perduli walau nyawa
bayarannya........
Tak perduli meski darah sebagai
upahnya....
Teluk Beringin, 06 Mei 2013
KEHAMPAAN
MALAM
Saat
sang malam menjelang
Perasaan
hampa mulai datang
Dikala
dalam keramain orang
Semua
terasa sunyi gersang
Dalam
kebisuan malam
Suasana
mulai mencekam
Hanya
bersahaja rasa suram
Seakan
berjalan dijurang curam
Terbujur
kaku badan dalam kehampaan
Ibarat
jasad di bungkus peti papan
Terdampar
di pulau yang tak bertuan
Tak
tahu kemana langkah akan berjalan
Gelap
malam tak berbulan
Tertulis
lembar kisah kehampaan
Seraut
wajah muram seakan tersimpan
Dalam sebuah lukisan berbingkai sesunyian
Siang
terasa malam
Malam
pun terasa kelam
Begitu kehampaan menyulam
Bagai kain yang tertusuk jarum jam
Teluk Beringin, 06 Mei 2013
Sejak sehari di dalam rahim
Sembilan bulan lamanya dalam
kandungan
Dua setengah tahun menyusui
Pagi, petang, malam hingga sebuh
Hanya berpakaian basah susah payah
Membalik, menangkut, hingga berjalan
Senandung ajaran terus engkau
umbarkan
Kata perkata terus engkau lukiskan
Hingga aku mampu mengucapkan
“Ibu aku sayang kamu”
Namun,,,,, kni,,,,,
Hanya sesalan yang aku dapati
Berselimut penyesalan yang tiada
arti
Karena diri mu telah di jemput
Illahi
Aku hanya bisa beratapi tubuh mu
yang terbujur kaku di dalam kubur
Ibu....
Kesepian, kegelapan, ketakuatan
menghantui mu
Dengan mata berlinangkan air mata
Diri mu berucap sambil memohon pada Tuhan
Mengharapkan kiriman do’a dari aku
anak mu
Ibu....
Maaf jika aku berslha dan berdosa
terhadap mu
Kini hanya do’a suci yang dapat aku
kirimkan
Semoga diri mu bahagia di alam sana
Teluk Beringin, 10 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar