SAHABAT
TAK KAN PUDAR
Aku
yang lemah tampa mu
Bagaikan
ranting-ranting yang rapuh
Aku
yang lelah tanpa kehadiran mu
Laksana
tubuh memikul ribuaan batu waktu
Aku
yang rentan kehilangan mu
Hanya
mampu meratapi kepergian mu
Selama
mata terbuka
Selama
nadi bergerak
Sampai
jantung tak lagi berdetak
Selama
itu aku mampu mengenang mu
Walau
besi menjadi karat
Anak
muda akan sekarat
Zaman
belita akan menua
Namun
persahabatan tak akan pudar
Tak
mudah untuk menghapus jejak mu
Meski
engkau telah pergi jauh
Kehidupan
bersama yang telah terukir abadi
Akan
jadi kenangan terindah dalam hidup ini
Teluk
Beringin, 04 Juni 2013
PERSAHABATAN
Persahabatan
ibarat dua tali yang saling mengikat
Saling
memikul saat beban berat
Saling
menjinjing saat beban ringan
Begitu
erat rasa persahabatan
Persahabatan
sebuah hubungan yang suci
Bagaikan
kuda dengan sikursi bendi
Yang
tak kan pernah lekang oleh waktu
Yang
tak akan hilang ditelan masa
Hubungan
itu sekuat karang di lautan
Yang
tak akan pernah pecah dihempas ombak
Ia
tetap kuat dan tak akan goyah
Walau
angin badai yang mengoda
Persahabatan
tetap bertahan dan selalu bersinar
Memancarkan
sinar dalam kegelapan dunia
Bagaikan
bintang kejora yang jauh didasar lautan
Kedap
kedipnya tak akan pernah padam
Sebuah persahabatan yang suci
Tak memandang fisik dan materi
Hanya ketulusan dari hati
Dan sifat yang saling membagi
Teluk
Beringin, 08 Juni 2013
LAKSANA
SETETES AIR
Sahabat.....
Diri
mu laksana setetes air
Jatuh
dari langit yang bersinar
Mampu
menghijaukan bunga mawar
Meski
duri kehidupan mencakar
Kehadiran
inzan seperti mu
Membawa
perubahan dalam waktu
Laksana
cermin putri salju
Memberi
penerang dalam hidup ku
Kata-kata
yang engkau umbarkan
Doa-doa
yang engkau ucapkan
Mampu
menghancurkan teka-teki kehidupan
Meski
itu sulit untuk di jalankan
Sahabat.....
Keberadaan
mu dalam hati ku
Terciptanya
mahluk seperti mu
Sangat
berjasa dalam hidup ku
Begitulah
berartinya diri mu bagi ku
Teluk
Beringin, 09 Juni 2013
PUISI HATI UNTUK
SAHABAT SEJATI
Dalam
puisi hati untuk sahabat sejati
Kini
telah jauh dari diri
Pergi
entah kapan akan kembali
Hanya
kenangan indah bisa diratapi
Aku
tak akan memberi mu hadiah
Walau
kita telah berpisah
Aku
hanya akan memberikan mu air mata
Karena
kita berpisah tak akan lagi berjumpa
Biarkan
aku memberi satu ruang dalam hati
Untuk
nama mu yang tak akan pernah mati
Begitu
berartinya diri mu bagi diri ini
Juga
sebagai bukti bahwa kau sahabat sejati
Sungguh
panjang hari yang telah kita lalui
Tak
terhitung lagi musim semi di lewati
Apa
lagi musim kemarau yang telah kita jalani
Meski
berujung perpisahan menyedihkan hati
Meski
saat ini kita telah begitu jauh
Bagaikan
awan digunggung terbang gerabah
Hanya
meninggalkan sejuta rasa indah
Tempat
memanja kala hastrat dilanda gundah
Gelora
pakum dalam asap yang membiru
Semua
menatap diam dengan mulut membisu
Tapi
biarlah kalbu bunga terus merindu
Pada
mu yang jauh dari pelukan sang waktu
Walau
kita tak akan selalu berjumpa
Terpenting
saling ingat dalam do’a
Semoga
Sang Maha Kuasa
Senantiasa
memayungi kita dalam bahagia
Teluk
Beringin, 10 Juni 2013
DIMANA
DIRI MU
Dilarut malam dengan seorang
diri
Mencoba menulis kisah yang
sepi
Walau hembusan angin
menggigit kulit bagai gergaji
Tepatnya jam satu tanggal satu
di bulan juli
Saat itu hidup bagaikan
langit mendung
Persaan sedih dengan
bayang-bayang murung
Mata menangis sambil duduk
termenung
Bagaikan sembilu menembus
punggung
Ingin hati menegur mu dalam
sapa
Dengan irama angin yang
makin ungu dalam nestapa
Begitu gejolak kerinduan di
dalam dada
Pada mu sahabat lama yang
tiada kabar berita
Ku tunggu-tunggu kau
melintas didepan ku
Setiap detik ku tunggu pesan
mu untuk ku
Namun itu tak kunjung aku
dapatkan dari mu
Hingga membuat ku
bertanya-tanya selalu
Teluk
Beringin, 12 Juni 2013
KABAR
SAHABAT LAMA
Sang
sahabat lama menyapa
Menyapa dalam do’a
Membawa
sebuah kabar
Kabar indahnya taman
surga
Lewat
tarikan bibir
Bibir yang selalu
menjejukkan
Diberitahukannya
aku akan bening telaga
Telaga Al-Kautzar zaman
klasik
Lewat
matanya yang bening
Sebening tetesan embung
yang menentramkan
Disiarkan
aku akan kemasyuran istanah
Istanah Khalifah
Abbasiyah
Lewat
kelembutan kulit dan wajahnya
Wajah yang selalu
mengagumkan
Aku
bersyukur untuknya
Untuk diizinkan berlabuh
dalam hidupnya
Meski
hanya seorang sahabat lama
Lamanya yang tiada
berujung
Sahabat
ku hanya kamu
Kamau selamanya
Walau
sayap Israil menerbangkan ku
Terbang menghadap
Tuhan-Nya
Teluk
Beringin, 13 Juni 2013
ALAM
RINDU
Semarak
senja mulai membisu
Gagak
hitam tak lagi berseru
Hembusan
angin menyapa kalbu
Terdiam
aku dalam alam rindu
Bisikan
nafas syahdu terus berlalu
Hanya
bisa menatap goresan tinta biru
Dengan
senandung yang sangat pilu
Melukiskan
nama mu sahabat ku
Di
alam rindu ku terus menunggu
Menanti
sepucuk senyum bibir mu
Menanti
pancaran sinar mata mu
Dengan
alunan lagu tentang mu
Di
alam rindu ku terus merindu
Merindu
tuk bertemu dengan mu
Merindu
tuk menyumpai mu
Semenjak
kau pergi tinggalkan ku
Di
alam rindu bersama waktu
Hanya
bisa menatap wajah mu
Menulis
indah nama mu
Pelipur
lara saat jauh dari mu
Namun
ku tau siapa aku
Bagai
seekor pungguk yang merindu
Begitulah
nasib hidup ku
Terpendam
perasaan dalam alam rindu
Padang,
27 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar