Minggu, 01 September 2013

Puisi Alam



MUSNAH SUDAH

Gundul hutan dimana-mana
Semua rata bagai taman tak berbunga
Ulah tangan manusia yang seraka
Hanya bisa memusnahkan alam jagat raya

Kini bertambah panas dunia ini
Semakin tak terasa sejuk angin di pagi hari
Hangat polusi mejusuk hati
Kemana lari mentari terus menyusuki diri

Villa rumah kaca impian birahi
Puncak gunug tujuan wisata nurani
Semau hanya perduli dompet pribadi
Hingga banjir tak dapat dibendung lagi

Kicauan burung tak lagi bernyanyi
Semakin hilang jernihnya air sungai
Tanah dipijak bagaikan pecahan kerikil mati
Hanya gedung yang sanggup bertahan saat ini

Punah sudah impian kedamaian
Hilang sudah habitan keindahan
Kerinduan kesejukan tak dapat dirasakan
Semua berganti bencana yang memakan korban


Teluk Beringin, 07 Juni 2013


BENCANA ALAM

Telah kami dengar dari angin yang bertiup
Telah kami dengar dari pohon yang mendesah
Dilangit petir menyapa mebawa kabar
Hujan turun pertanda peringatan bagi alam

Angin kencang meluluh lantakan pondok derita
Gempa bumi meratakan kamar umat manusia
Banjir menelan mata pencahrian anak desa
Letusan gunung merapi memakan korban jiwa

Tanah longsor merusak jalan anak hutan
Lumpur lapindo menengelamkan tanaman
Ombak Tsunami meraba gedung perkotaan

Semua terjadi selih berganti
Belum hilang duka lama yang baru tiba lagi
Anak remaja, orang tua bahkan anak bayi
Semua lenyap tampa saling perduli

Pernahkah iman kita bertanya
Kenapa ini bisa terjadi bahkan ditahun yang sama
Kesalahan apa yang telah kita perbuat pada-Nya
Hingga kita di hukum sampai tak berdaya

Jangan hanya telah terjadi baru kita sadar
Berdoa siang dan malam kala telah terkapar
Semua menagis bahkan menyebut-Nya tak adil
Semua tak akan berguna lagi

Teluk Beringin, 08 Juni 2013

HUJAN


Hujan jatuh dengan rintik-rintik
Penuhi lubang yang sudah mesik
Hingga menghijaukan rumput dijalanan
Membuat bunga mekar di taman

Hujan jatuh bersama angin
Tetesnya menyentuh batang pepohonan
Melambaikan daun di dahan
Mencuci akar di dalam kuburan

Hujan datang membawa dingin
Hilangkan gersang dalam kepanasan
Meyejukan rindu di badan
Padamkan api kemarahan

Keindahan yang tumbuh setiap musim
Dari musim semi ke musim dingin
Hingga semerbak kejora menjadi mahkota
Tabur kedamaian di setiap sudut desa

Keindahan sejati yang tak akan mati
Akan kekal dan abadi
Hingga di akhirat nanti
Meski hayat terkubur mati


Teluk Beringin 21 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar