Minggu, 01 September 2013

Puisi Kehidupan



KEHIDUPAN


Perjalanan hidup tak bisa di terka-terka
Apalagi untuk di raba-raba
Karena hidup bukan lah sebuah benda
Juga bukan alat untuk direkayasa

Kehidupan sudah tergariskan oleh-Nya
Lewat telapak tangan kita semua
Apakah itu baik atau jelek yang tersua
Tergantung kita kemana jalan ini akan dibawa

Terkadang ada hdiup kita berlinang air mata
Seakan sengsara melanda ladang kita
Terkadang ada jalan kita penuh duka
Bagaikan hidup di dunia perang kedua

Terkadang kita selalu bahagia
Seakan dunia terasa surga
Terkadang kita merasa berbunga-bunga
Laksana rumah beratapkan permata

Itulah hidup di dunia
Semua selalu berjalah dua arah
Terkadang diatas terkadang dibawah
Tapi ingat jangan lupa pada-Nya

Saat kita susah
Saat kita terluka
Saat kita kaya
Saat kita jaya

Teluk Beringin, 08 Juni 2013
RENUNGAN MASA LALU


Dengan sebatang rokok usang
Dikawani secangkir kopi Padang
Ditambah empat potong rebus singkong
Dalam ruang kos yang kosong

Disana coba renungkan masa lalu
Ada rasa sedih dan rasa malu
Kadang tersenyum dengan haru
Terkadang timbul rasa pilu

Tiada terasa masa lalu begitu cepat berlalu
Begitu kencang waktu berwajah baru
Meski saat mengingat masa lalu
Hati ini sedih, mata pun menangis dengan tersedu-sedu

Sangat disayangkan kehidupan begitu cepat berlalu
Sangat menyedihkan kehiduan terbuang dengan begitu
Peredaran ini secepat bumi berputar
Sekencang roda-roda yang berputar

Usia tak lagi muda
Umurpun semakan bertambah tua
Wajah gagah pun sudah memudar
Mulus pipi pun sudah keriput dan mengendur

Dosa di masa lalu tak terlupakan
Kejelekan di hari lalu sangat menyedihkan
Hanya turuti nafsu birahi
Dan rayuan syetan yang terus memaki

Kini apa akan daya untuk memutar masa
Semua hanya berbuah penyesalan durhaka
Penyeselan diakhir tak ada gunanya
Hanya bisa mengisi kebaikkan di hari muka
Teluk Beringin, 09 Juni 2013
ANAK PENGEMBARA



Saat kaki berjalan dengan kacau
Semua terasa luka bagai disayat sembilu
Hampa sangat hampa tanpa seorang sahabat
Laksana terkubur lumpur yang hebat

Bila mata menatap disekeliling waktu
Terlihat patung yang terdiam kaku
Tak ada yang mau berjabat
Semua diam tampa hajat

Andaikan raga bisa memberontak
Walau setes air akan diteguk
Demi hilangkan rasa suka cita
Menghapuskan raga yang dilanda duka

Jatuh berderai air mata anak pegembara
Demi menghacurkan emosi yang bergelora
Melumpuhkan kebodohan yang tak bertuan
Meski itu tak semudah mebalikan telapak tangan

Begitu jauh dengan kedamain
Kebahagian pun berjalan jauh dengan kesombongan
Meski masih sakit untuk menerima
Begitulah nasib anak pengembara

Teluk Beringin, 10 Juni 2013



PERJUANGAN ANAK KAMPUS

Dalam dekapan antara hidup dan mati
Badan terbujur berselimut sepi
Kehidupan Subuh begitu sunyi
Hanya suara jangkrik yang menemani

Dengan kerasnya musik jam berbunyi 
Sholat Subuh telah menanti
Saatnya untuk bangun pagi
Mempersiapkan diri untuk pergi
Pergi kekampus yang aku cintai

Meski kedua mata dalam keadaan mengantuk
Pikiran kosong di balut suntuk
Tapi aku tak akan tertunduk
Aku tak akan pernah takluk
Karena tak mau masa depan yang buruk

Dengan bahagia kaki dipacu kencang
Semangat juang telah membuberang
Laksana hastrat terbang dibawah kunang-kunang
Demi menatap masa depan yang terang

Dalam ruang kampus ku mulai belajar
Sebatang pena sehelai kertas menjadi tikar
Tempat berlabuhnya ilmu yang tak pernah terdengar
Walau terkadang dicaci maki perut yang lapar
Tapi ku tetap terus tegar

Walau hidup seorang dalam satu sangkar
Namun semangat tak pernah pudar
Hingga jiwa ini benar tekapar


Teluk Beringin, 13 Juni 2013


DALAM SEBUAH KEHIDUPAN


Dalam sebuah perencanaan
Hanya ada kesuksesan
Bila di hadapi dengan hati-hati

Dalam sebuah amanah yang sangat baik
Akan berbuah amal yang sholehah
Bila dijalankan dengan bersungguh-ungguh

Dalam perjalanan dunia yang begitu singkat
Sedekat kematian yang terus menyeret nyawa
Tapi apabila di jalankan dengan kenderaan yang bermanfaat

Walau singkat untuk dirasakan
Pasti pulang keakhirat
Berisikan emas dan permata

Dalam sebuah perjuangan
Hanya berlayar dalam genangan darah
Berlabuh di atas tulang belulang

Semua bisa terobati
Apabila mencapai proklamasi kemerdekaan
Itu semua harus kuat, kompak dan tak pernah gontar

Dalam sebuah pemerintahan
Akan tercipta rasa aman, nyaman
Damai, dan tanpa korupsi

Bahkan kehidupan akan sejahterah
Apabila bisa menahan nafsu duniawi
Demi kepentingan pribadi

Sebelum ajar memberi mati
Pakailah hari demi hari
Dengan sebaik mungkin

Supaya tak terbuang begitu saja
Berlalu tampa ada arti
Hingga akhir nanti menjemput

Maka jadilah orang yang di sayangi
Dicintai dan dirindui
Walau jasad tiada di bumi lagi

Dalam sebuah pepatah mengatakan
Harimau mati meninggalkan belang
Gajah mati meninggalkan gading
Manusia mati meninggalkan budi



Teluk Beringin, 13 Juni 2013












HATI YANG GUNDAH DENGAN SEGUDANG MASALAH

Dekat jendela usang
Gelap malam terlihat remang-remang
Termenung jiwa yang dilanda gersang
Bagai kabut tebal hanya legang

Suara sedih tiada gairah
Pikiran berserabut tiada arah
Bagai seruling yang terpecah belah
Gara-gara banyak perkara yang berdarah

Begitu hati yang gundah
Dengan segudang masalah
Semua serba salah
Hidup tiada lagi terasa indah

Alur cerita tiada lagi bertema
Semua berubah ciptakan tanda tanya
Keramahan bersama telah berubah
Menjadi amarah merambah darah

Lenyap sudah canda tawa
Oleh ego yang meraja lela
Hingga tubuh bermandi luka
Panasnya menanarkan air mata

Pecah sudah seluruh nahkoda
Laksana domba kehilangan pengembala
Dalam terang terselip gelap gulita
Hilangkan rasa dan cinta

Teluk Beringin, 13 Juni 2013
ANGAN KU.. (ANAK PETANI)


Berpaling diri di terik mentari
Mata melotot kehamparan padi
Telingga mendengar burung pipit bernyanyi
Terlihat mineral di setiap jejak kaki
Sambil menatap harapan tiada pasti

Setiap tenaga hanya air mata siksa
Menghapus luka diantara derita
Muka bermuram durjana
Bagai derit pintu berengsel tua

Hidup terbuang kealam sepi
Hanya terus menanti rahmat Illahi
Begitu nasib anak petani
Semua tidak mau perduli

Aku semakin tercampak dan tersingkirkan
Dicap sebagai anak tiada kehormatan
Karena status petani tanaman
Bukan itu yang aku inginkan

Aku ingin keperdulian
Dari tuan-tuan yang berpendidikan
Dari nyonya-nyonya yang berjabatan

Bukan hanya harapan dalam khayalan
Terbuai mimpi dalam keserakahan
Para pemimpin yang tiada berprikemanusian

Dalam khayal dan angan ku
Terselip sebuah cita-cita yang begitu haru
Walau ironis, namun yang pasti
Kelak aku bakal calon negeri ini

Teluk Beringin, 14 Juni 2013
NASIB ANAK JALANG



Remang senja pergi diramba petang
Terlukis lika-liku sebuah perjalanan panjang
Hanya teringat sebuah cerita usang
Dari sejarah hidup dulu hingga sekarang

Terikat berat nafas dalam hidup yang terpasang
Denyut nadi birahi mulai lemah untuk bergadang
Kadang terhenti kala sakit datang menghadang
Karena usia telah dekat ke ambang malang

Ranting pepohonan terhembus angin dan bergoncang
Hingga burung terbang jauh melayang
Meski sayap terasa lelah untuk bergoyang
Karena rumah semula telah tumbang

Gejolak pilu merobek dada yang tersayang
Bersama asa rindu yang terus bergelimang
Hanya berteman uraian isak tangis yang tak kunjung hilang
Begini nasib anak jalang dalam berperang 



Pasar Gunung, 19 Juni 2013






KESEHARIAN PUJANGGA

Bergelut jari dengan sastra
Bibir bergelimang kosa kata
Merangkum hidup dalam makna
Indah damaikan jiwa raga

Lentera kisah alam semesta
Manis pahit sudah biasa
Misteri hidup telah berjuta gaya
Semua terlukis dalam puisi, syair pujangga

Lewat tinta pena yang merah muda
Putih kertas berbayangkan armada
Tempat memanja jiwa yang merana
Tempat tumpuan duka pujangga

Setapak dalam arti perjuangan
Sejengkal dalam arti kehidupan
Semua tercantum dalam sastra
Diiringi melodi puisi pujangga

Menyosong angan......
Mengejar harapan.....
Meraih impian....
Beriring nyanyian alam bersama kehidupan

Dalam kehidupan yang terus bergulir
Bagaikan air yang terus mengalir
Dengan gagah aku tulis sebuah syair
Untuk saksi di hari akhir

Padang, 22 Juni 2013
HIDUP AKU


Rangkul aku dalam kelemasan sepi
Pegang tangan ku dalam ruang yang sunyi
Terbangkan aku melambung tinggi
Dari gelap gua yang menghimpit hati
                                    Walau aku terus menagis tersakiti

Tegakkan aku dalam rapuhnya dunia
Yakinkan aku dalam kebimbangan luka
Kasihilah aku dalam kesakitan yang tak berdarah
Berikanlah aku mimpi-mimpi yang indah
                                    Meski hidupku dilanda sedih

Sebongkah cerita
Sebuah cerita
Sepucuk cita
Memberikan harapan bahagia
                                    Walau hidup ku tiada berharga

Ku coba sebarkan salju digurun pasir
Panas mentari tiada terpikir
Meski langkah kaki berat untuk dijalankan
Demi mencari hidup indah dimasa depan
                                    Meski lewati luas samudera kehidupan



Teluk Beringin, 01 Juli 2013



KEHILANGAN TERBESAR


Disaat engkau kehilangan harta
Disaat engkau kehilangan jabatan
Disaat engkau kehilangan rupiah meliyaran
Mungkin engkau merasa kehilangan segalanya

Tapi ketika engkau kehilangan keluarga tercinta
Tapi ketika engkau kehilangan seorang kekasih
Tapi ketika engkau kehilangan seorang sahabat
Maka engkau telah kehilangan begitu banyak

Namun tiada engkau sadari
Saat engkau kehilangan aqidah
Saat engkau kehilangan iman
Kehilangan rasa cinta pada Allah
Bahkan kehilangan percaya diri sendiri

Maka itulah kehilangan yang terbesar
Dalam hidup mu


Teluk Beringin, 14 Juni 2013









KISAH SEORANG BOCA KECIL


Dikala pagi buta berselibut embun
Kebisuan masih menguasai alam
Terdengar tangis seorang boca kecil
Terlihat air mata membelah kesunyian
Memudarkan pahit jalan kehidupan

Terkotai rapuh kenak perisai
Tajam mencabik-cabik angan-angan
Seakan tak mengerti apa yang terjadi
Karena kekuatan hatinya telah hancur lebur
Menutup tatapannya akan ketidak sempurnaan

Dalam rabaan serba gelap
Sejenak semangat perjunggannya pudar
Berceritalah ia akan sebuah kehancuran
Kehancuran dalam persaingan dimasa depan
Hati kecilnya pun berkata dengan terbata
Mengapa semua ini harus terjadi?...

Sejuta jawaban coba di cari
Hanya kegelapan yang didapat
Berserulah ia dalam sebuah tulisan mungil
Mendeskripsikan sebuah kisah tiada akhir

Meski hidup dalam kegelapan
Senyum bibir tetap dikembangkan
Melangkah dengan rasa pasti
Menyusuri tapak demi tapak
Dengan ikhlas berserah pada rencana Allah
Teluk Beringin, 28 Agustus 2013
SAMPAI MAMPUS


Dalam sunyi ingin ku berbaring
Merebahkan tubuh tak bertaring
Membiarkan waktu bersuling
Dendangkan lagu sejuta hening

Gemetar tangan semakin menggigil
Peluh kehidupan mencuil-cuil
Dinginnya menghancurkan kerikil
Meski tulang dahi terus mengecil

Ingin ku buang nafas kesulitan
Dalam wujud kesepian
Dalam tangis kebingungan
Agar terlepas dari kematian

Dalam lusuh ku berdendang
Untuk menatap hari mendatang
Tanpa air mata mengenang
Kisah-kisah pahit di hari petang

Saat ini hanya bisa bersipu syaduh
Dengan kaki yang kukuh
Dengan hati yang teguh
Jalani takdir sampai mampus



Padang, 31 Agustus 2013


2 komentar:

  1. https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/hewan-atau-pohon-yang-dilihat-pertama.html
    https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/khasiat-minum-teh-panas-tiap-hari-untuk.html
    https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/jasad-bayi-ditemukan-terbungkus-plastik.html

    Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus