Rabu, 27 Februari 2013

NASIB ANAK RANTAU




NASIB ANAK RANTAU

Kala senja datang menghampiri bumi
Kegelapan pun datang dengan sendiri
Kesejukan udaran meniup rambut helai demi helai
Keramain berubah menjadi sepi dan sunyi
Hanya terlihat percikan mentari yang membenamkan diri
Tiada terasa air mata pun ikut membasahi bumi
Kala jiwa teringat tanah kelahiran
Kala hati rindu akan kampung halaman
Begitulah nasib anak rantau kala siang akan berganti malam
Seakan hidung tertusuk sembilu yang tajam
Hidup dirantau bukanlah senang dalam berjuang
Kadang makan kadang hanya sarapan kacang
Kadang nyanyian perut kosong yang dibawa untuk bertangang
Begitulah rintanggan yang harus di hadang
Laksana para pejuang yang kelaparan dalam berperang
Hidup dirantau seperti anak tak bertuan
Tiada orang yang perduli kala sakit menyerang badan
Hanya isak tangis menjadi teman dibawah remang cahaya bulan
Begitu pilu badan di atas tikar pandan yang dianyam tangan
Begitulah nasib badan yang malang
Bagaikan kerbau yang terjepit di kandang
Kurus badan hanya tinggal tulang
Demi mencari uang untuk mebayar hutang
Hutang nyawa terhadap orang tua

Oleh: Gimin Saputra (Teluk Beringin, Riau)
HP: 085272446777

3 komentar: